Krisis Diplomasi Siber: Negara Terjebak Perang Digital

Krisis Diplomasi Siber: Negara Terjebak Perang Digital

0 0
Read Time:51 Second

Hubungan internasional kini tidak hanya ditentukan oleh diplomasi tatap muka, tapi juga oleh diplomasi siber. Sayangnya, semakin banyak negara justru terjebak dalam perang digital tanpa aturan jelas.

Serangan peretasan terhadap infrastruktur vital, seperti jaringan listrik, sistem transportasi, dan rumah sakit, semakin sering terjadi. Negara-negara saling tuduh sebagai dalang, sementara bukti sering kabur karena serangan dilakukan secara anonim.

Dampaknya, kepercayaan antarnegara semakin rapuh. Alih-alih memperkuat kerja sama, banyak negara memilih memperbesar anggaran pertahanan siber mereka.

Diplomasi siber seharusnya menjadi solusi untuk membangun kepercayaan digital global. Namun, perbedaan kepentingan membuat perundingan sulit tercapai.

Organisasi internasional berusaha membuat perjanjian layaknya Konvensi Jenewa, tetapi untuk dunia maya. Meski begitu, banyak negara enggan membatasi kemampuan ofensif mereka di ranah digital.

Bagi negara kecil, situasi ini sangat berbahaya. Mereka sering menjadi korban atau sekadar “medan tempur” bagi konflik negara besar.

Jika tidak ada kesepakatan global, perang digital bisa merusak tatanan dunia lebih cepat daripada perang fisik.

Krisis diplomasi siber membuktikan bahwa internet bukan lagi ruang netral, melainkan arena geopolitik paling rawan di abad ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%