Kebangkitan Nasionalisme Ekonomi: Proteksionisme di Era Globalisasi

Kebangkitan Nasionalisme Ekonomi: Proteksionisme di Era Globalisasi

0 0
Read Time:44 Second

Globalisasi sempat dianggap tak terbendung, namun kini tren mulai bergeser. Banyak negara menerapkan nasionalisme ekonomi lewat proteksionisme, demi melindungi industri dalam negeri.

Amerika Serikat memperketat aturan impor dan memberikan insentif besar bagi manufaktur lokal. Tiongkok menutup pasar teknologi tertentu, sementara Eropa memberlakukan regulasi ketat pada produk digital asing.

Alasan utamanya adalah kemandirian. Pandemi dan perang dagang membuktikan betapa rapuhnya rantai pasok global. Negara tidak ingin terlalu bergantung pada pihak luar.

Namun, proteksionisme juga membawa risiko. Harga barang bisa naik, sementara inovasi global terhambat karena keterbatasan kolaborasi internasional.

Bagi negara berkembang, proteksionisme adalah pedang bermata dua. Mereka bisa melindungi industri kecil, tetapi juga bisa kehilangan peluang ekspor.

Ekonom menilai tren ini tidak akan menghentikan globalisasi sepenuhnya, tetapi akan melahirkan model baru: globalisasi selektif.

Kesimpulannya, kebangkitan nasionalisme ekonomi adalah tanda bahwa negara lebih mengutamakan ketahanan domestik dibanding keterbukaan penuh. Dunia bergerak ke arah multipolar yang lebih berhati-hati.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%